LINTAS SUMUT | Sibolga
Kelompok Tani (Poktan) Hasaradodo berhasil melakukan pengembangan budidaya tanaman pangan pada lahan percontohan, di Kabupaten Nias.
Poktan binaan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sibolga, di Desa Somi, Kecamatan Gido itu, memanen hasil budidaya cabai merah dari lahan Demonstrasi Plot (Demplot) atau metode penyuluhan seluas satu hektar.
Untuk pengembangan budidaya cabai merah komoditas volatile food atau Inflasi Komponen Bergejolak itu, Poktan Hasaradodo menggunakan Microbacter Alfaafa-11 (MA-11) pada pupuk berfungsi mempercepat proses pengemposan.
Diperkirakan, tingkat produksi cabai merah lahan demplot Koptan Hasaradodo rata-rata mencapai satu hingga satu koma dua kilogram per batang atau 14,4 ton per hektar.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Nias, Yuwanman Lase menyampaikan ucapan terima kasih kepada BI Sibolga telah membantu pengembangan cabai merah di daerahnya. Dia berharap BI Sibolga memberikan pembinaan kepada kelompok tani lain di Kabupaten Nias.
“Sehingga, kebutuhan cabai merah di kabupaten Nias, nantinya dapat diatasi. Hal ini merupakan bagian dari usaha kami (Pemkab Nias) dalam pengendalian inflasi, di daerah ini,” ucap Yuwanman saat menghadiri acara panen mewakili Bupati Nias Yaatulo Gulo, Selasa (12/9/2023).
Manager Unit Pelaksana Pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif dan Ekonomi Keuangan Syariah (UPPUKIS) BI Sibolga, Yudha Rizkianto Agoes mengapreasiasi keberhasilan Poktan Hasaradodo menerapkan pola tanam untuk kepentingan menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok khususnya cabai merah di Kepulauan Nias.
“Kami (BI Sibolga) berpesan kepada Poktan Hasaradodo agar terus mengembangkan budidaya cabai merah. Dan, berharap Hasaradodo nantinya mampu memenuhi sebahagian besar kebutuhan cabai merah, di Kepulauan Nias,” imbaunya.
Selain itu, Yudha menjelaskan tugas pokok Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan bertanggungjawab menjaga stabiltas rupiah dari sisi barang dan jasa berkaitan dengan pengendalian inflasi.
Sehingga, diperlukan pengembangan klaster (kelompok) pangan dalam mendukung pasokan komoditas volatile food, serta peningkatkan kapasitas ekonomi.
“Bank Indonesia bersama pemeritah, juga menginisiasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) menjadi komitmen bersama untuk mengoptimalkan langkah-langkah pengendalian inflasi dari sisi suplai. Dan, mendorong peningkatkan produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integrative, masif dan berdampak nasional,” terangnya.(Ded)
Komentar